Dongeng Untuk Adikku : Puisi-Puisi Akid Arbun

Puisi-Puisi Akid Arbun : Dongeng Untuk Adikku

DONGENG UNTUK ADIKKU 

( Semoga selalu dalam lindungan-Nya)

: Akid Arbun 


Sebelum kau berada di sini

Rumah ini adalah kesedihan yang gelap

Untuk melihat cahaya perlu menyalakan damar

Yang asapnya berwarna kemiskinan 

Meski begitu rembulan mekar di dada ibu

Di sana kau akan melihat seribu cahaya

Kau bisa memetiknya kapan saja


Sebelum kau berdiri di sini

Rumah ini adalah tangis yang senyap

Air matanya mengalir ke langit

Dan menjadi musim yang dingin

Ayah diam-diam menyalakan api dalam hatinya

Kau boleh menggunakan kapan saja


Sebelum kau melihat dunia ini

Kesengsaraan sudah lama dalam genggaman

Tapi kasih sayang lebih lama bermekaran


Yogyakarta, 3, Januari, 2024


Aku mencintaimu

:


Aku mencintaimu sekali lagi

Mengagumi segala hal yang melekat padamu

Aku mencintai caramu mencintaiku

Aku mencintai cara matamu menatapku

Aku mencintai cara sapamu memanggilku

Aku mencintai cara tanganmu mendekapku

Aku mencintai seluruhnya 


Aku mencintaimu kesekian kalinya

Aku mencintai amarahmu

Aku mencintai kesalmu

Aku mencintai keluhmu 

Aku mencintai tangismu

Aku mencintaimu

Yogyakarta, 13, September 2023


EPILOG PAGI

: Akid Arbun 

Inti dari pagi adalah dimulainya kehidupan

Mata terbuka kembali setelah semalaman tertutup

Semua orang memulai kehidupannya


Embun yang sejuk hinggap dipundak

Mengabarkan bahwa hari akan dimulai

Semua sibuk dengan tugasnya masing-masing

Sedang aku masih saja sibuk mencintaimu

Yogyakarta, 13, September 2023


PANCAROBA 

: Akid Arbun 

Apa yang mereka tahu  tentang gelisah?

Yang mereka takutkan bukan gelisahnya

Tapi sedihku yang tak pernah berujung

Lukaku yang tak sempat pulih 

Sakitku yang tak akan selesai


Apa yang mereka pahami tentang air mata?

Yang mereka tangisi bukan kekecewaan

Tapi tangisku yang tak pernah sampai padamu

Laraku yang tak pernah kau terima


Apa yang mereka mengerti tentang kalah

Yang mereka cemaskan bukan kegagalannya

Tapi ketidak mampuanku memelukmu

Duhai keagungan hatiku

Jika malam dan siang tak ada celah untuk berjumpa

Biarkan puisi ini kubawa hingga mati

Yogyakarta, 15, September, 2023


BILA NANTI

: Akid Arbun 

Bila nanti aku berlayar

Mengarungi lautan dan dalamnya

Sejauh apapun jangkaunya

Pada senyummu aku pulang


Bila nanti aku merantau

Menyusuri kota dan kejamnya

Selama apapun langkahnya

Pada dekapmu aku datang 


Bila nanti aku pergi

Menjajaki sunyi dan sepi

Sejauh apapun jaraknya

Pada hatimu aku kembali

Yogyakarta, 17, Oktober 2023


Bionarasi: Akid Arbun adalah penyair asal Sumenep Madura,  mempunyai nama asli Abd. Wakid Abdani, dia masih aktif berkesenian tercatat sebagai anggota Teater Eska UIN sunan Kalijaga Yogyakarta, dan masih menempuh studi S1-nya, beberapa puisi sudah diterbitkan di beberapa media seperti, kabar baru.com, nolesa.com, Ashrambangsanews.com, selain itu puisi juga pernah menjadi juara 2 dalam event lomba cipta puisi se-Madura di IAIN Madura, juara 3 dalam event lomba cipta puisi sekabupaten Sumenep yang diselenggarakan oleh IPPNU Sumenep, juga beberapa puisinya terhimpun dalam buku antologi puisi seperti; Kartini menurut saya (2021), Sapardi dalam kenangan (2020), Bunga waktu (2023).

0 Komentar